MASA KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Dosen
Pengampu:
Endang Suhilmiati, M.Pd.I
Oleh:
Kelompok 4
Abdul Hakim
Adilli
Ajeng Mentari
Duwi Lindasari
Rifda Roudlatul
Jannahh
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER III A
GENTENG – BANYUWANGI
2016
-------------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji
dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam dengan materi “Masa Kemunduran Pendidikan Islam”.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Endang Suhilmiati, M.Pd.I, sebagai
dosen mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang telah menjadi pembimbing dalam
penyelesaian makalah. Tidak lupa pula kepada semua pihak yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dalam rangka menyelesaikan makalah ini, sehingga dengan
adanya bimbingan dan pengarahan tersebut makalah dapat penulis selesaikan
dengan baik.
Dalam
pembuatan makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan
dan penyusunannya, tetapi penulis menyadari, makalah ini jauh dari kesempurnaan
sebab kesempurnaan hanya milik Allah SWT, namun selaku manusia penulis
menginginkan yang terbaik. Karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangatlah diharapkan sekali demi kebaikan dalam pembuatan makalah dan
penulisannya untuk masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mempelajari hal-hal penting
yang ada dalam isi makalah.
Genteng, 2 November 2016
Penulis
-------------------------------------------------------------------------------------------------
KATA
PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR
IS.................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.
Tujuan
Penulisan .................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Sejarah Kemunduran Pendidikan Islam................................................. 2
B.
Sebab-sebab Terjadinya Kemunduran.................................................. 3
C.
Corak Kemunduran Pendidikan Islam.................................................. 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 11
-------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam
dikenal dan diyakini oleh penganut agama Islam sebagai suatu kegiatan
pendidikan yang bersumber dari pokok ajaran Islam Al-Quran dan Al-Hadits
sebagai penjelasnya. Pendidikan Islam yang mulai dirintis sejak turunnya wahyu
pertama kepada Nabi Muhammad SAW mengalami pasang dan surut. Hal tersebut
bergantung pada bagaimana pelaku sejarah pada masanya itu puncak kejayaan
pendidikan Islam dimulai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan
Islam dan madrasah-madrasah formal di berbagai pusat kebudayaan Islam. Hal ini
dipengaruhi oleh jiwa dan semangat kaum Muslimin pada waktu itu yang sangat
dalam penghayatan dan pengamalannya terhadap ajaran Islam. Namun pendidikan
Islam yang pernah mengalami masa puncak tersebut, lambat laun mulai mengalami
kemerosotan jika dibandingkan dengan masa sebelumnya. Dengan demikian, dalam
sebuah lembaga pendidikan pasti terjadi pertumbuhan dan perkembangan, dan ini
sama halnya dengan pendidikan Islam. Dalam pendidikan Islam ada beberapa masa
yaitu masa perintisan, masa kejayaan, masa kemunduran, dan ada pula masa
pembaharuan. Maka dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan beberapa bagian
penting yang terkait dengan masa kemunduran pendidikan Islam dan sebab
terjadinya kemunduran.
B. Rumusan Masalah
1. Kapan masa
kemunduran pendidikan Islam berlangsung?
2. Apa sebab terjadinya
kemunduran pendidikan Islam?
3. Dalam bidang apa
saja kemunduran pendidikan Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
masa kemunduran pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui
sebab terjadinya kemunduran pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui
berbagai bidang kemunduran pendidikan pendidikan Islam.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kemunduran Pendidikan Islam
Sejak awal dalam
pemikiran Islam terlihat dua pola yang saling berlomba mengembangkan diri, dan
mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan pola pendidikan umat Islam. Dari
pola pendidikan tradisional yang berdasarkan pada wahyu kemudian berkembang ke
pola pendidikan sufi yang lebih ke aspek batiniah dan akhlak atau budi pekerti.
Sedangkan pola pemikiran yang rasional yang mementingkan akal pikiran. Pada
masa kejayaannya , kedua pola menghiasi dunia Islam yang saling melengkapi. Namun
setelah pola pemikiran rasional diambil alih dunia barat dan dunia Islam
meninggalkannya maka dunia Islam tinggal pemikiran sufistis yang memang
memperhatikan kehidupan batin, sehingga mengabaikan dunia material. Disinilah
pendidikan dan kebudayaan Islam mengalami kemunduran.
Kemunduran umat Islam
dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.
Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan
Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu oleh sebagian diyakini karena
berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya
pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad,
dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa Ulama masa lalu sebagai dogma
yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted).
Di saat umat Islam mengalami
kemunduran, di dunia Eropa malah sebaliknya mengalami kebangkitan mengejar
ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam. Ilmu
Pengetahuan dan filsafat tumbuh dengan subur di tempat-tempat orang Eropa. Akibatnya
bila pola fikir tradisional yang berkembang di dunia Islam terus tertanam dan
tumbuh subur, maka di tempat mereka di Eropa pola pemikiran rasional yang
didasarkan pada filsafat rasionalnya. Ibnu Rusyd yang memacu kebangkitan mereka
melalui gerakan-gerakan kebangkitan. Hal ini merupakan penyebab beralihnya
secara drastis pusat pendidikan dari dunia Islam ke Eropa.
Peristiwa ini
belangsung sejak jatuhnya kota Baghdad di bagian Timur dan kota Cordova di
bagian Barat yang keduanya adalah menjadi pusat pendidikan Islam pada waktu
itu. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga menjadi sebab kemunduran
pendidikan Islam.
B. Sebab-sebab Terjadinya Kemunduran Pendidikan Islam
M.M Sharif dalam
bukunya Muslim Thought mengungkapkan gejala kemunduran pendidikan dan kebudayaan
Islam tersebut sebagai berikut: “telah kita saksikan bahwa pikiran Islam
telah melaksanaan satu kemajuan yang hebat dalam jangka waktu yang terletak
diantara abad ke VIII dan abad ke XIII, kemudian kita memperhatikan hasil hasil
yang diberikan kaum Muslimin kepada Eropa, sebagai satu perbekalan yang matang
untuk menjadi dasar pokok dalam mengadakan kebangkitan Eropa (renaissance)”.
Selanjutnya diungkapkan oleh M.M Sharif, bahwa pemikiran Islam menurun
setelah abad VIII Masehi dan terus melemah sampai abad XVIII M. Diantara sebab-
sebab melemahnya pikiran Islam tersebut, yaitu:
1.
Telah berlebihan
filsafat Islam. Al-Ghazali mendapat sukses di timur dengan filsafat Islam yang
lebih ke arah bidang rohaniah dan Ibnu Rusyd mendapat sukses di barat dengan
filsafatnya menuju ke jurang materialisme.
2.
Umat Islam, terutama
pemerintahannya melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan tidak memberi
kesempatan untuk berkembang.
3.
Terjadinya
pemberontakan-pemberontakan yang dibarengi dengan serangan dari luar sehingga
mengakibatkan berhentinya kegiatan pengembangan pendidikan dan kebudayaan di
dunia Islam.
Adapun latar belakang
sosial politik dari kemunduran pendidikan dan kebudayaan Islam
diantaranya:
1) Jatuhnya Kota Baghdad (1258 M).
Kejatuhan total yang dialami oleh kota Baghdad sebagai pusat pendidikan dan
kebudayaan Islam, telah menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan
kebudayaan Islam. Musnahnya lembaga – lembaga pendidikan dan semua ilmu
pengetahuan dari kedua pusat pendidikan di bagian timur dan barat dunia Islam
tersebut, menyebabkan pula kemunduran pendidikan diseluruh dunia Islam,
terutama dalam bidang intelektual dan material, tetapi tidak demikian halnya
dalam bidang kehidupan batin atau spiritual.
Sejak tahun 132H/750M daulah Abbasiyah dinyatakan berdiri dengan khalifah pertamanya
Abu Abbas as-saffah, walaupun Abu Abbas adalah pendiri daulah ini, namun
pembina sebenarnya adalah Abu Ja’far al-Mansur . Untuk lebih memantapkan dan
menjaga stabilitas negara, Ja’far kemudian memindahkan ibu kota ke
Al-Hasyimiyah, dekat Kuffah ke kota yang baru dibangunnya. Baghdad merupakan ibu
kota yang indah dan permai. Istana dan bangunan dibentuk menurut
seni bangunan Arab Persia dan termasyhur pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid dan
Al-Ma’mun.
Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan, serta kesastraan berada pada zaman keemasannya. Al-Ma’mun menonjol
dalam hal gerakan intelektual dan ilmu pengetahuan dengan menerjemahkan
buku-buku dari Yunani dan mengembangkan ilmu-ilmu dengan mendapatkan
temuan-temuan ilmiah yang baru. Filsafat yunani yang rasional menjadikan
Khalifah terpengaruh dan mengambil teologi rasional. Mu’tazilah menjadi teologi
Negara.
Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat
tak tertandingi dan letak sumbangan Islam terhadap ilmu dan peradaban Barat
atau dunia. Masa imperium Abbasiyah dikenal sebagai kurun keemasan. Namun
selanjutnya juga mengalami kemunduran dan pada umumnya para sejarawan meyakini
bahwa kejatuhan Baghdad di timur (1258 M) dan Cordova di barat (1236 M) sebagai
awal periode kemunduran yang tidak terlepas dari konotasi kemunduran pendidikan
yang ditandai kemunduran intelektual.
Adapun faktor – faktor
yang membuat Baghdad menjadi lemah dan hancur diantaranya:
a. Faktor internal:
·
Adanya persaingan yang
tidak sehat antara negara-negara yang terhimpun dalam Daulah Abbasiyah.
·
Adanya koflik aliran
pemikiran dalam Islam yang sering menimbulkan konflik berdarah.
·
Muculnya dinasti kecil
yang memerdekakan diri dari Daulah Abbasyah.
·
Kemorosotan ekonomi
akibat kemunduran politik.
b. Faktor eksternal:
·
Perang salib yang terjadi
dalam beberapa gelombang.
·
Hadirnya tentara Mongol
dibawah pimpinan Hulagu Khan.
Yang terahir inilah
yang menyebabkan hancurnya Daulah Abbasiyah dan menguasai kota Baghdad.
Hadirnya tentara Mongol, pusat-pusat ilmu pengetahuan, baik yang berupa
perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan mereka porak-porandakan dan
dibakar sampai punah tak berbekas. Oleh karena itu, pada masa seperti ini dunia
Islam tidak dapat melahirkan pemikir-pemikir yang kritis. Lembaga-lembaga
tinggi sama sekali tidak memberi peluang kepada para mahasiswa untuk
melakukan penelitian dan pengembangan ilmu.
2) Jatuhnya Kota
Cordova ( 1236 M).
Penaklukan Spanyol tidak terlepas dari tiga orang pemimpin dari Dinasti Umayyah
yang berkedudukan di Damaskus, mereka adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad
dan Musa bin Nushair. Yang mampu mengalahkan penguasa Spanyol Raja Roderick.
Daulah Bani Umayyah membangun kekuasaan di Spanyol dengan nama Daulah
Bani Umayyah (756-1031) dan menjadikan Cordova sebagai ibu kota dibawah
pemerintahan Abdurrohman ad-Dakhil (Abdurrohman I). Sejak saat itu Cordova
memasuki kejayaan di bawah pemerintahan Abdurrohman III (912-961) dan Al-Hakam
(961-976). Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai bidang. Antara lain
bidang pendidikan, ilmu pengetehuan, dan intelektual. Pada saat itu islam di
Cordova telah memiliki Universitas Cordova yang tersohor dan menjadi kebanggaan
umat Islam, salah satu universitas dunia yang terpercaya. Beliau juga
mendirikan 27 skolah swasta, juga 70 perpustakaan dan memiliki ratusan ribu
buku.
Kehadiran Islam di Spanyol
telah menjadikan Spanyol mempunyai kebudayaan yang tinggi pada waktu itu.
Sehingga dalam waktu singkat Spanyol berubah menjadi pusat pengembangan ilmu
pengetahuan Islam di belahan Barat. Setelah mencapai kemajuan dan kesuksesan
kurang lebih selama delapan abad menjadi kiblat ilmu pengetahuan, Kota Cordova
di Spanyol juga mengalami masa kemunduran dan kehancuran yang disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:
a. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan yang menyebabkan munculnya
konflik perebutan kekuasaan di antara ahli waris.
b. Lemahnya figur dan karismatik yang di miliki khalifah khususnya setelah khalifah
Al-Hakam II.
c. Perselisihan di kalangan umat Islam itu sendiri yang di sebabkan perbedaan
kepentingan, suku dan kelompok.
d. Konflik Islam dengan Kristen karena kebijakan penguasa yang tidak melakukan
islamisasi secara sempurna.
e. Munculnya Muluk al-Thowaif (kerajaan-kerajaan kecil) yang saling
berebut kekuasaan.
Dalam kondisi yang lemah karena faktor-faktor tersebut, muncul serangan
dari Kristen yang sudah menyatu. Kondisi ini diperburuk dengan keterpencilan
Islam di Spanyol dari dunia Islam yang lain. Dengan demikian tidak ada kekuatan
alternatif yang mampu membendung kekuatan Kristen Spanyol.
Faktor faktor lain yang
menyebabkan kemunduran pendidikan Islam
1.
Berlebihannya filsafat Islam yang bersifat sufistik.
2.
Sedikitnya kurikulum Islam.
3.
Tertutupnya pintu ijtihad.
C. Corak
Kemunduran Pendidikan Islam
Suasana gelap yang
menyelimuti dunia Islam akibat berbagai krisis benar-benar mencekam dan
memprihatinkan. Pada saat bangsa Eropa tengah sibuk melepaskan armada-armadanya
mengarungi lautan untuk menjajah negeri-negeri Islam sekaligus menyebarluaskan
ajaran Injil, pada saat itu daya intelektual generasi penerus islam tidak mampu
untuk mengatasi persoalan-persoalan baru yang dihadapi sebagai akibat perubahan
dan perkembangan zaman, sebagian kaum muslim tenggelam dengan tasawuf yang
sudah jauh menyimpang dari roh Islam, Karena mereka merasa lemah diri dan putus
asa. Ini yang menyebabkan mereka lalu mencari pegangan dan sandaran hidup yang
bisa mengarahkan kehidupan mereka. Aliran tradisionalisme mendapat tempat di
hati masyarakat secara meluas, dengan mengembalikan segala sesuatunya telah
dikehendaki oleh Tuhan.
Kehancuran total yang
dialami oleh Baghdad dan Cordova sebagai pusat-pusat pendidikan dan kebudayaan
Islam, menandai runtuhnya sendi pendidikan dan kebudayaan Islam. Daya
intelektual umat Islam tidak mampu untuk mengatasi persoalan-persoalan baru
sebagai akibat perkembangan zaman. Dan sebagian besar negeri Islam dijajah oleh
bangsa Barat.
Corak kemunduran
pendidikan Islam dapat dilihat dari beberapa aspek:
1. Bidang intelektual
Bidang intelektual ditandai dengan ketidakmampuan umat Islam mengembangkan
ilmu-ilmu keislaman, tidak mampu mengadakan kreasi kreasi budaya baru, bahkan
telah menyebabkan ketidakmampuan untuk mengatasi persoalan persoalan baru yang
dihadapi sebagai akibat perubahan dan perkembangan zaman. Ketidakmampuan
intelektual tersebut, merealisasi dalam “pernyataan” bahwa pintu ijtihad telah
tertutup terjadilah kebekuan intelektual secara total.
Dalam hal ini Fazlur Rahman, dalam bukunya Islam, menjelaskan tentang
gejala gejala kemunduran intelektual islam ini sbb:
Penutupan pintu ijtihad (yakni pemikiran yang orisinil dan bebas)
selama abad ke 4 H/10 M dan 5H/11 M telah membawa kepada kemacetan umum dalam
ilmu hukum dan ilmu intelektual, yakni teologi dan pemikiran keagamaan, sangat
mengalami kemunduran dan menjadi miskin karena pengucilan mereka yang disengaja
dari intelektualisme sekuler dan karena kemunduran yang disebut terakhir ini,
khususnya filsafat, dan juga pengucilannya dari bentuk-bentuk pemikiran
keagamaan seperti yang dibawa oleh sufisme.
2. Bidang akidah dan
ibadah
Perbuatan syirik dan khurafat sudah membudaya, sedangkan dalam bidang
ibadah adalah dengan masuknya hal-hal yang bersifat bid’ah ke dalam pengalaman
ibadah. Menurut M.Nathir akibat perbuatan syirik, bid’ah, dan khurafat
maka kemurnian tauhid terancam.
3. Bidang hukum
Kemunduran dalam bidang fiqih disebabkan ditutupnya pintu ijtihad, yang
terjadi adalah berkembangnya taqliq buta dikalangan umat Islam.
Dengan sikap hidup yang fatalistis tersebut kehidupan mereka sangat
statis.Tidak ada problem problem baru dalam bidang fiqih. Apa yang sudah ada
dalam kitab kitab fiqih lama dianggap sebagai sesuatu yang baku, mantap dan
benar dan harus diikuti serta dilaksanakan sebagaimana adanya.
4. Bidang kurikulum
Terlihat dari sedikitnya mata pelajaran dilembaga pendidikan Islam di
seluruh dunia Islam. Mata pelajaran agama yang berorientasi kepada kehidupan
akhirat seperti fiqh, akhlak, tasawuf lebih banyak dibanding dengan ilmu-ilmu
keislaman yang berorientasi kepada kehidupan dunia seperti filsafat, ilmu
fisika, matematika, biologi dihilangkan bahkan ada lembaga yang mengharamkan
mata pelajaran filsafat.
5. Bidang
karya ilmiah
Pada masa kemunduran tidak ada lagi buku-buku ilmu keislaman yang
dihasilkan oleh para sarjana muslim. Pembelajaran tidak menghasilkan ilmu yang
baru tetapi hanya menghasilkan syarah (komentar). Karya-karya tertentu mengenai
teologi rasional tertimbun dalam lebih dari setengah lusin lapisan komentar.
6. Bidang kehidupan dan
tradisi kelembagaan
Pada masa kemunduran ini kehidupan di lembaga pendidikan di tengah-tengah
masyarakat adalah kehidupan zuhud. Akibat kehancuran ini dalam bidang
kehidupan intelektual dan material adalah beralihnya secara dratis pusat-pusat
kebudayaan dari dunia Islam ke Eropa.
Dalam kondisi ini menyebabkan umat Islam mencari pegangan dan sandaran
hidup yang bisa mengarahkan kehidupan mereka. Paham Jabariyah dalam Islam
menyebar luas. Dengan kondisi seperti itu berkembanglah berbagai sistem riyadah
dan atau cara tertentu yang dikembangkan untuk para murid yang disebut “Thariqat”.
Keadaan yang demikian
berlangsung selama masa kemunduruan kebudayaan dan pendidikan Islam sampai
dengan abad ke 12 H/ 18 M. Baru pada pertengahan abad ke 12 H/ 18 M tersebut
timbullah disana-sini usaha untuk mengadakan permurnian kembali ajaran-ajaran
Islam yang nampak di Jazirah Arab oleh Muhammad Ibnu Abd al-Wahab(1115 H-1206
H) dan di India oleh Syah Waliullah (1113H-1176 H) .
Usaha pemurnian
tersebut mengarah kepada dua sasaran pokok yaitu :
1.
Mengembalikan ajaran Islam
kepada unsur-unsur aslinya, dengan bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah,
membuang segala bi’dah dan khurafat serta pengaruh dari ajaran lain yang
dimasukkan oleh kaum sufi.
2.
Membuka pintu ijtihad
yang telah beberapa abad sebelumnya dinyatakan ditutup. Gerakan pemurnian ini
adalah merupakan tahap awal dari gerakan pembaharuan yang nanti dilaksanakan
pada akhir abad ke 13H/19 M.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejak awal dalam
pemikiran Islam terlihat dua pola yang saling berlomba mengembangkan diri, dan
mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan pola pendidikan umat Islam. Dari
pola pendidikan tradisional yang berdasarkan pada wahyu kemudian berkembang ke
pola pendidikan sufi yang lebih ke aspek batiniah dan akhlak atau budi pekerti.
Sedangkan pola pemikiran yang rasional yang mementingkan akal pikiran. Pada
masa kejayaannya , kedua pola menghiasi dunia Islam yang saling melengkapi. Namun
setelah pola pemikiran rasional diambil alih dunia barat dan dunia Islam
meninggalkannya maka dunia Islam tinggal pemikiran sufistis yang memang
memperhatikan kehidupan batin, sehingga mengabaikan dunia material. Disinilah
pendidikan dan kebudayaan Islam mengalami kemunduran.
Dalam kondisi yang lemah karena faktor-faktor tersebut, muncul serangan
dari Kristen yang sudah menyatu. Kondisi ini diperburuk dengan keterpencilan
Islam di Spanyol dari dunia Islam yang lain. Dengan demikian tidak ada kekuatan
alternatif yang mampu membendung kekuatan Kristen Spanyol.
Faktor faktor lain yang
menyebabkan kemunduran pendidikan Islam. Berlebihannya filsafat Islam yang
bersifat sufistik, sedikitnya kurikulum Islam, tertutupnya pintu Ijtihad.
Suasana gelap yang menyelimuti dunia Islam akibat berbagai
krisis benar-benar mencekam dan memprihatinkan. Corak kemunduran
pendidikan Islam dapat dilihat dari beberapa aspek:
1. Bidang intelektual.
2. Bidang akidah dan ibadah.
3. Bidang hukum.
4. Bidang kurikulum.
5. Bidang karya ilmiah.
6. Bidang kehidupan dan tradisi kelembagaan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Syamsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Bakri, Syamsul. 2011. Peta Peradaban Islam. Yogyakarta: Fajar Media Press.
Nata, Abudin. 2004. Sejarah Pendidikan
Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nizar, Samsul. 2009. Sejarah
Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tafsir, Ahmad. 1990. Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosyda
Karya.
Yatim, Badri.
2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Zuhairini, dkk. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar