MAKALAH
KONSEP
BELAJAR KESULITAN SISWA
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Psikologi Belajar
Dosen
Pengampu:
Imam
Wahyono, M.Pd.I
Oleh:
Kelompok 8
Abdul Hakim
Adilli
Ajeng Mentari
Duwi Lindasari
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER IV A
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG – BANYUWANGI
2017
----------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR
بِسْــــــــــمِ اللهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِــــــيْـمِ
Alhamdulillah, puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam,
karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam kita
sampaikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing
kita sebagai umat-Nya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang-benderang.
Dengan ini penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah tanpa kendala apapun untuk
memenuhi
tugas dari mata kuliah Psikologi Belajar. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak dosen Imam Wahyono, M.Pd.I, sebagai dosen mata kuliah Psikologi
Belajar yang telah menjadi pembimbing dalam penyelesaian makalah. Tidak lupa
pula kepada semua pihak yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam
rangka menyelesaikan makalah ini, sehingga dengan adanya bimbingan dan
pengarahan tersebut makalah dapat penulis selesaikan dengan baik sesuai dengan
yang diharapkan.
Dalam
pembuatan makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan
dan penyusunannya, tetapi penulis menyadari, makalah ini jauh dari kesempurnaan
sebab kesempurnaan hanya milik Allah SWT, namun selaku manusia penulis
menginginkan yang terbaik. Karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangatlah diharapkan sekali demi kebaikan dalam pembuatan makalah dan
penulisannya untuk masa yang akan datang. Semoga kita dapat mempelajari hal-hal
penting yang ada dalam isi makalah ini sehingga bermanfaat bagi kita semua
untuk dapat menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Genteng, 20 Maret 2017
Penulis
----------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang ................................................................................. 1
2.
Rumusan Masalah
............................................................................ 2
3.
Tujuan
Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kesulitan Belajar.............................................................
3
B. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar...................................... 5
C. Langkah-Langkah Diagnosis Kesulitan Belajar............................... 9
D. Cara-Cara Mengatasi Kesulitan Belajar.......................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................ 16
----------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di dalam sebuah proses belajar-mengajar di dunia
pendidikan tidak selamanya mengalami kelancaran. Selalu saja ada hambatan dalam
proses tersebut. Pada umumnya hambatan
yang terjadi seperti adanya kesulitan belajar dalam diri peserta didik.
Kesulitan belajar tersebut akan berdampak pada penurunan prestasi akademik dari
peserta didik. Dampak tersebut agar dapat diselesaikan dengan berbagai cara
seperti diadakannya penyelidikan terhadap penyebab kesulitan belajar yang
terjadi pada peserta didik agar dapat ditemukan solusi yang tepat dalam
menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar tersebut. Tindak
lanjut yang biasanya dilakukan oleh seorang pendidik salah satunya adalah
dengan mengadakan remedial.
Guru sebagai pendidik
dituntut untuk bertanggung jawab atas perkembangan peserta didik. Karena itu
guru dalam proses pembelajaran harus memperhatikan kemampuan peserta didik
secara individual, agar dapat membantu perkembangan peserta didik secara
optimal dan dapat mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Pada masa sekarang ini
banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut tidak
hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja, juga dialami oleh
siswa-siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu siswa yang berkemampuan
rata-rata juga mengalami kesulitan dalam belajar. Sedang yang namanya kesulitan
belajar itu merupakan kondisi proses belajar yang ditandai oleh
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai kesuksesan.
Kesulitan belajar ini
tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental)
akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan
demikian, IQ yang tinggi belum tentu mendapat jaminan keberhasilan belajar,
karena dalam rangka proses pembelajaran tidak semua siswa mudah menerima dan
merekam hasil dari suatu proses pembelajaran. Kita sadar bahwa bakat setiap
individu berbeda dengan satu yang lainnya. Kemampuan untuk menangkap pelajaran
juga berlainan, tingkat usahanya pun juga bervariasi, maka faktor waktu yang
dibutuhkan oleh individu yang berbeda juga akan berbeda untuk menguasai materi
atau bahan yang sama.
Kualitas pengajaran
turut menentukan ketuntasan penguasaan bagi para siswa. Oleh karena itu, usaha
untuk menertibkan siswa secara optimal dalam kegiatan belajar mengajar, usaha
membuat pengajaran lebih konkret, lebih praktis, mempergunakan berbagai cara
penguatan (reinforcement) akan banyak membantu tingkat penguasaan bahan
oleh para siswa.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
Kesulitan Belajar?
2.
Apa saja faktor-faktor
penyebab Kesulitan Belajar?
3.
Apa saja langkah-langkah
Diagnosis Kesulitan Belajar?
4.
Bagaimana
cara-cara mengatasi Kesulitan Belajar?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui Kesulitan Belajar.
2.
Untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab Kesulitan Belajar.
3.
Untuk
mengetahui langkah-langkah Diagnosis Kesulitan Belajar.
4.
Untuk
mengetahui cara-cara mengatasi Kesulitan Belajar.
----------------------------------------------------------------------------------
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kesulitan Belajar
1. Pengertian Kesulitan
Kesulitan adalah keadaan yang sulit, dalam kesulitan dan dalam
kesusahan. Dalam hal ini, berarti kesulitan mengandung makna sulit berbuat
sesuatu yang berarti suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam
kegiatan untuk mencapai suatu kegiatan, dimana kesulitan yang dimaksud dalam
kajian ini adalah kesulitan belajar yang berarti kesulitan tersebut kepada
aktifitas belajar.
2.
Pengertian
Belajar
a.
Moh. Uzer Usman
dan Lilis Setiawati, mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada
diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.[1]
b.
Nana Sudjana,
mengatakan belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang
diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah
proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.[2]
Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan
oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan
tingkah laku individu dari hasil pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku
tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya (psikomotorik),
dan sikapnya (afektif).
3.
Pengertian Kesulitan
Belajar
a. Kesulitan belajar adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris learning
disability. Terjemahan tersebut kurang tepat karena learning artinya
belajar dan disability artinya ketidak mampuan.[3]
b. Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang tampak pada peserta didik yang
ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah norma yang
telah ditetapkan.[4]
c. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, kesulitan belajar adalah suatu kondisi
dimana peserta didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya
ancaman, hambatan atau gangguan dalam belajar.
d. Kesulitan
belajar menurut Warkitri ddk, menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah
terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan
prestasi akademik yang diperoleh.
e. Sementara itu Siti
Mardiyanti dkk, menganggap kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses
belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil
belajar.
f. Kesulitan
belajar menurut Hammil Abidin, yaitu menunjuk pada sekelompok kesulitan yang
meinvestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan
kemampuan mendengar, mencakup-cakup, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan
dalam bidang studi tertentu.
Dapat
disimpulkan bahwa kesulitan belajar ialah suatu keadaan dimana anak didik tidak
dapat menyerap pelajaran dengan sebagaimana mestinya, mengalami kesulitan untuk
menyerap pelajaran tersebut, baik kesulitan itu datang dari dirinya sendiri,
dari sekitarnya ataupun karena faktor-faktor lain yang menjadi pemicunya. Dalam
hal ini, kesulitan belajar ini akan membawa pengaruh negatif terhadap hasil
belajarnya.
4.
Macam-macam Kesulitan Belajar
a.
Learning disorder, atau kekacauan
belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena
timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan
belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu
atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil
belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
b.
Learning disfunction, adalah gejala
dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik,
meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas
mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.
c.
Under achiever, merupakan
siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di
atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
d.
Slow learner, atau lambat belajar adalah siswa yang lambat
dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang
sama.
e.
Learning disabilities, atau ketidak mampuan
belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari
belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
B.
Faktor-Faktor Kesulitan Belajar
Secara garis besar, faktor-faktor
penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua macam, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1.
Faktor internal
Faktor
internal adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar. Faktor
internal dibagi menjadi beberapa faktor, yaitu:
a.
Jasmani, yang terdiri dari faktor:
a)
Cacat tubuh atau adanya susunan saraf yang
tidak berkembang secara sempurna.
b)
Mempunyai penyakit yang sifatnya menahun yang
dapat menghambat usaha-usaha belajar
secara optimal.
c)
Kelemahan pada unsur panca indera (misalnya
mata atau telinga yang tidak sempurna atau cacat) yang dapat mengganggu
interaksi dalam proses pembelajaran.
b. Psikologis dan mental, yang terdiri dari
faktor:
a)
Inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
b)
Tingkat kecerdasan rendah.
c)
Aktifitas yang tidak terarah, kurang semangat, dan
kurang menguasai keterampilan.
c.
Emosional dan kebiasaan sikap yang salah,
terdiri dari faktor:
a)
Terdapatnya rasa tidak aman (insecurity).
b)
Penyesuaian yang salah terhadap orang-orang.
c)
Kurang menaruh minat terhadap pekerjaan
sekolah.
d)
Malas dan tidak mau belajar.
e)
Sering tidak mengikuti pelajaran (bolos).
f)
Banyak melakukan kegiatan yang bertentangan dan
tidak menunjang aktifitas sekolah.
d.
Tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar
yang diperlukan, diantaranya yaitu:
a)
Ketidak mampuan membaca, menulis, dan kurang
menguasai pengetahuan dasar untuk bidang studi yang ditempuh.
b)
Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja
yang salah.
2.
Faktor eksternal
Faktor
eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu:
a. Keluarga, yang meliputi:
a)
Cara orang tua mendidik dan relasi antara
anggota keluarga.
b)
Suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.
c)
Pengertian orang tua latar dan besar kecilnya
anggota keluarga.
d)
Tradisi dan kultur keluarga.
e)
Ketrentaman dan keamanan sosio-psikologis.
b. Sekolah, yang meliputi:
a)
Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada
tingkat-tingkat pendidikan.
b)
Kurikulum yang seragam, buku sumber yang tidak
sesuai dengan tingkat kematangan dan perbedaan individu.
c)
Relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa.
d)
Terlalu sering pindah sekolah atau tinggal
kelas.
e)
Terlalu berat beban belajar (siswa) atau
mengajar (guru).
f)
Ketidak sesuaian sistem pengajaran.
g)
Terlalu besar populasi siswa dalam kelas,
terlalu banyak menuntut kegiatan diluar.
h)
Disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan
tugas rumah.
c. Masyarakat, yang meliputi:
a)
Kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
b)
Pengaruh kelompok pergaulan yang tidak edukatif
dan merusak moral siswa.[5]
Menurut Cooney, Davis dan Henderson juga telah
mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab
kesulitan belajar, yaitu:
1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan
belajar siswa ini berkait dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf
ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang
paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam
menerima, memproses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang
sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak sesuai pada bagian tertentu dari
otak seorang siswa, maka dengan sendirinya siswa akan mengalami kesulitan
belajar. Bayangkan kalau sistem syaraf atau otak anak kita karena sesuatu dan
lain hal kurang berfungsi secara sempurna. Akibatnya akan mengalami hambatan
ketika belajar.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial
merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan
masyarakat sekitarnya sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar
dan kecerdasan siswa sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah
cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran orangtuanya. Oleh karena itu ada
beberapa faktor penyebab kesulitan
belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat
sekitarnya yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar sepenuh hati.
3. Faktor Kejiwaan
Faktor-faktor
yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan kurang mendukungnya
perasaan hati (emosi) siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai
contoh, ada siswa yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu
gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, siswa tersebut akan
mengalami kesulitan belajar yang sangat
berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan
kesulitan belajar. Contoh lain adalah siswa yang rendah diri, siswa yang
ditinggalkan orang yang paling dicintai
dan disayangi akan menjadikannya sedih berkepanjangan sehingga mempengaruhi
proses belajar mengajar dan dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajarnya.
4. Faktor Intelektual
Faktor-faktor
yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan kurang
sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa. Para guru harus
meyakini bahwa setiap siswa mempunyai
tingkat kecerdasan berbeda. Ada siswa yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada
yang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak memiliki
pengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit membayangkan dan bernalar.
Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadikan faktor penyebab kesulitan belajar
pada diri siswa tersebut.
5. Faktor Kependidikan
Faktor-faktor
yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara
umum. Guru yang selalu meremehkan siswa, guru yang tidak bisa memotivasi siswa
untuk belajar lebih giat, guru yang membiarkan siswanya melakukan hal-hal yang
salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan siswa, sekolah yang
membiarkan para siswa bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh dari
faktor-faktor penyebab kesulitan dan pada akhirnya akan menyebabkan ketidak
berhasilan siswa tersebut.
C. Langkah-langkah
Diagnosis Kesulitan Belajar
1.
Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang
medis. Menurut Thorn Dike dan Hagen, diagnosis berarti upaya untuk menemukan
kelemahan atau penyakit (weakness and disease) apa yang dialami
seseorang dengan melalui pengujian mengenai gejala-gejalanya secara seksama.[6] Diagnosis
adalah keputusan atau penentu mengenai hasil dari pengolahan data tentang siswa
yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami siswa.[7] Sebelum
menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat
dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala
dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan
belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya
seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit”
yakni jenis kesulitan belajar siswa.
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas
langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan
belajar jenis tertentu yang dialami siswa.
Prosedur seperti ini dikenal sebagai diagnostik kesulitan belajar.[8] Dari
penjelasan di atas, dapat penulis buat suatu kesimpulan bahwa Diagnosis
Kesulitan Belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar
dengan mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari
suatu kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan
kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.[9]
2. Langkah-langkah diagnosis kesulitan belajar
Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat
ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener &
Senf sebagaimana yang dikutip Wardani, sebagai berikut:
a. Melakukan
observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti
pelajaran.
b. Memeriksa
penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan
belajar.
c. Mewawancarai
orangtua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin
menimbulkan kesulitan belajar.
d. Memberikan tes
diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar
yang dialami siswa.
e. Memberikan tes
kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar.
3. Diagnosis
ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Keputusan
mengenai jenis kesulitan belajar siswa.
b. Keputusan
mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber sebab-sebab kesulitan belajar.
c. Keputusan
mengenai jenis mata pelajaran apa yang mengalami kesulitan belajar.
4. Kegiatan
diagnosis dapat dilakukan dengan cara:
a. Membandingkan
nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran dengan rata-rata nilai
seluruh individu.
b. Membandingkan
prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut.
c. Membandingkan
nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan yang diharapkan.
Adapun untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa pengidap sindrom disleksia, disgafia, dan
diskalkulia, sebagaimana yang telah diuraikan, guru dan orang tua sangat
dianjurkan untuk memanfaatkan support teacher (guru pendukung). Guru
khusus ini biasanya bertugas menangani siswa pengidap sindrom-sindrom tadi
disamping melakukan remedial teaching (pengajaran perbaikan).
Dalam rangka
diagnosis ini biasanya diperlukan berbagai bantuan tenaga ahli, misalnya:
1. Dokter, untuk
mengetahui kesehatan anak.
2. Psikolog, untuk
mengetahui tingkat IQ anak.
3. Psikiater,
untuk mengetahui kejiwaan anak.
4. Social worker,
untuk mengetahui kelainan sosial yang mungkin dialami anak.
5. Ortopedagogik,
untuk mengetahui kelainan-kelainan yang ada pada anak.
6. Guru kelas,
untuk mengetahui perkembangan belajar anak selama di sekolah.
7. Orang tua anak,
untuk mengetahui kebiasaan anak di rumah.
D. Cara-cara
Mengatasi Kasulitan Belajar
Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat
dipisahkan dari faktor-faktor kesulitan belajar. Banyak solusi yang ditawarkan
oleh berbagai pihak dalam mengatasi kesulitan belajar. Menurut Tadjab, langkah-langkah
untuk mengatasi kesullitan belajar sebagai berikut.[10]
1. Pengumpulan Data
Untuk menemukan
sumber penyebab kesulitan belajar,
diperlukan banyak informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut maka diadakan suatu
pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpualan data.
2. Pengolahan Data
Data yang telah
terkumpul , selanjutnya diadakan pengolahan secara cermat. Langkah-langkah yang
harus ditempuah antara lain, yaitu:
a.
Identifikasi kasus.
b.
Membandingkan antar kasus.
c.
Membandingkan dengan hasil tes.
d.
Menarik kesimpulan.
3. Diagnosis
Diagnosis adalah
keputusan penentu mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai
berikut:
a.
Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak
(berat atu ringannya).
b.
Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut
menjadi sumber penyebab kesulitan belajar.
c.
Keputusan mengenai faktor utama penyebab
kesulitan belajar.
4. Pragnosis
Pragnosis artinya
ramalan. Apa yang telah ditetapkan dalam
tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan
mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi
masalahnya.
5.
Treatment atau Perlakuan
Perlakuan
disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan yang mengalami
kesulitan belajar sesuai dengan program
yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang
mungkin dapat diberikan, misalnya: bimbingan belajar individu dan kelompok.
6. Evaluasi
Evaluasi disini
untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan tersebut berhasil dengan
baik atau gagal sama sekali. Kalau ternyata treatment yang diberikan
tidak berhasil maka diadakan pengecekan kembali agar dapat untuk dievaluasi
dalam usaha perbaikan agar berhasil.
Kemungkinan
cara mengatasi kesulitan belajar sesuai dengan sifat-sifat permasalahannya,
yaitu:
1. Jika
kelemahannya menyeluruh dan bersumber kepada:
a. Kurikulum dan
sistem pengajaran. Maka perlu diadakan program pengajaran khusus sebagai
pengayaan sampai keterampilan dasar dan pola belajar siswa terpenuhi dan
terkuasai.
b. Sistem
evaluasi. Maka perlu diadakan peninjauan
kembali dan dikembangkan sistem penilaian yang bersifat edukatif yang dapat
menggairahkan siswa.
c.
Faktor kondisional. Maka komponen-komponen
belajar mengajar pokok yang disyaratkan, seperti: buku, ruangan, laboratorium,
dan lain-lain yang perlu dipenuhi.
2.
Jika kelemahannya hanya segmental dan sektoral
pada bagian tertentu, yang mungkin besumber pada:
a.
Metode belajar mengajar. Maka akan mudah
ditempuh remedial teaching secara kelompok, dalam kelas keseluruhan
maupun kelompok kecil.
b. Sistem
penilaian. Maka perlu diadakan penyesuaian dengan sistem yang sesuai untuk di sekolah yang bersangkuatan.
c. Penampilan dan
sikap guru. Maka perlu adannya perubahan pada diri guru.
3. Cara-cara mengatasi
kesulitan belajar, yaitu:
a. Meningkatkan
motivasi belajar.
b. Memiliki tujuan
belajar dan sasaran yang hendak dicapai.
c. Mengenali bakat
dan minat.
d. Ciptakan
suasana belajar yang menyenangkan.
e. Catatlah
keberhasilan belajar yang telah kamu capai sebagai alat pemacu keberhasilan
selanjutnya.
f. Mintalah
pertimbangan pada guru, teman atau seseorang yang dirasa memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan permasalahan belajar.
g. Melengkapi
sarana belajar.
h. Memelihara
kondisi kesehatan, hindari makanan yang beresiko merusak otak.
i.
Mengatur waktu belajar di sekolah maupun di rumah.
j.
Membuat rangkuman, skema dan catatan bagi
pelajaran yang dianggap penting atau
sulit.
k. Ciptakan
hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar tidak membebani
pikiran dan perasaan.
l.
Bergaullah dengan orang-orang yang mendukung
keberhasilan belajar.
4.
Adapun solusi yang diberikan oleh pihak BK dalam
mengatasi masalah belajar siswa, yaitu:
a.
Melakukan pendekatan terhadap siswa.
b.
Pencarian data tentang masalah, yaitu dengan
berkomunikasi dengan orang tua siswa dan wali kelas.
c.
Melakukan konsultasi secara privat.
----------------------------------------------------------------------------------
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesulitan belajar ialah suatu keadaan
dimana anak didik tidak dapat menyerap pelajaran dengan sebagaimana mestinya,
mengalami kesulitan untuk menyerap pelajaran tersebut, baik kesulitan itu
datang dari dirinya sendiri, dari sekitarnya ataupun karena faktor-faktor lain
yang menjadi pemicunya. Dalam hal ini, kesulitan belajar ini akan membawa
pengaruh negatif terhadap hasil belajarnya.
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar,
diantaranya yaitu faktor internal sebagai berikut: jasmani, psikologis, mental,
emosional, sikap yang salah, tidak memiliki keterampilan dan kemampuan dasar.
Faktor eksternal, yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor-faktor
tersebut merupakan sekian banyak dari salah satu permasalahan yang terjadi
dalam kesulitan belajar yang terjadi di dalam pembelajaran.
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang
medis. Menurut Thorn Dike dan Hagen, diagnosis berarti upaya untuk menemukan
kelemahan atau penyakit (weakness and disease) apa yang dialami
seseorang dengan melalui pengujian mengenai gejala-gejalanya secara seksama.
Dengan diagnosis diharapkan kita mampu menemukan sebuah permasahan yang ada
dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
Untuk
mengatasi permasalahan dalam kesulitan belajar dapat dilakukan diantaranya
yaitu dengan cara sebagai berikut: dengan pengumpulan data, pengolahan data,
diagnosis, pragnosis, treatment atau perlakuan dan evaluasi.
Dengan begitu maka diharapkan permasalahan yang
ada dalam kesulian belajar dapat teratasi dengan baik untuk tercapainya
kesuksesan dalam sebuah pembelajaran terutama dalam dunia pendidikan.
----------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA
Alif,
Sabri. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 1996.
Makmun,
Abidin Syamsudin. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset. 2009.
Mulyono,
Abdurrahman. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1998.
Rahman,
Aunur. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2012.
Sudjana,
Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Balai Pustaka. 1987.
Sugihartono,
dkk. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. 2007.
Syah, Muhibbin.
Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. 2012.
Tadjab.
Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama. 1994.
Usman,
Moh. Uzer dan Lilis Setiawati. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2002.
[1] Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2002, hlm. 4
[2] Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Balai Pustaka. 1987, hlm. 28
[3] Mulyono Abdurrahman. Pendidikan Bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1998, hlm. 6
[4] Sugihartono, dkk. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press. 2007, hlm. 149
[5] Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. Psikologi
Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1991, hlm. 74
[6] Abidin Syamsudin Makmun. Psikologi
Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset. 2009, hlm. 307
[7] Aunur Rahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta. 2012, hlm. 197
[8] Muhibbin Syah. Psikologi Belajar.
Jakarta: Rajawali Pers. 2012, hlm. 186-187
[9] Alif Sabri. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 1996, hlm. 88
[10] Tadjab. Ilmu Jiwa Pendidikan.
Surabaya: Karya Abditama. 1994, hlm. 51-52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar